Monitoring Sulawesi Tengah

Pada tanggal 1 November 2016 tim monev Aksansi kembali melakukan salah satu kegiatan rutinnya yaitu monev, kali ini lokasi monev yang dilakukan adalah di Provinsi Sulawesi Tengah dengan 40 lokasi di delapan Kab/Kota.

Kab. Toli-toli menjadi yang pertama dikunjungi dengan 7 lokasinya, 2 dari 7 lokasi tersebut belum operasional yaitu di KSM Maleo dan KSM Sarana Budi Luhur. Belum terpasangnya grid listrik menjadi kendala utama belum operasionalnya sarana MCK. Berbeda dengan KSM Pulau Lingayan, didesa tersebut sudah dipasang grid listriknya akan tetapi PLTS di daerah tersebut sedang mengalami masalah sehingga akses listrik terbatas. Dan 3 Lokasi lainnya sudah mulai operasional akan tetapi masih perlu pembenahan di sisi OM, KSM dan warga pada umumnya harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya memelihara dan merawat sarana secara rutin untuk menjamin lamanya manfaat yang didapat dari sarana yang sudah dibangun.

Setelah selesai di Kab. Toli Toli Aksansi melanjutkan monev di Kab. Parigi Moutong, ada 12 lokasi yang dikunjungi dengan 8 lokasi yang menggunakan system kombinasi dan 3 lokasi yang menggunakan system MCK dan 1 lokasi dengan sistem Komunal. Dari 8 lokasi yang menggunakan sistem kombinasi hampir semuanya tidak pernah melakukan OM untuk bak control sambungan rumah tangga dan bak control utamanya, kurangnya perawatan pada MCK, dan tidak pernah di adakan OM untuk bagian IPAL nya, khusus untuk KSM Karoso Ndaya harus segera melakukan perbaikan di bak inlet karena terdapat penyumbatan.

Selanjutnya 3 Lokasi yang menggunakan sistem MCK terdapat 1 lokasi yang belum operasional yaitu KSM Lompe Singgani karena sampai sekarang grid listrik belum dipasang oleh pihak PLN setempat, 2 lokasi lainnya perlu meningkatkan OM karena MCK masih terlihat sedikit kotor dan kurang terawat. Lokasi terakhir yaitu dengan sistem komunal adalah KSM Pole Bala, di sini terlihat jika bak control sanfab nya tidak pernah mendapat perawatan dari KSM. Untuk keseluruhan dari Kab. Parigi Moutong masalah OM menjadi factor utama yang kurang perhatian dan harus lebih ditingkatkan.

Dua lokasi di Kota Palu menjadi lokasi selanjutnya, lokasi tersebut adalah KSM Nasintuvu dan KSM Gagak Sakti, Untuk KSM Gagak Sakti sudah tidak operasional kembali setelah MCK tergenang banjir dan membuat IPAL Sanfab terangkat ke atas pada bulan juni, sempat dilakukan perbaikan dengan mengundang installer dari Yogyakarta akan tetapi karena kurangnya peralatan dan harus menggunakan alat berat sarana masih belum bisa di perbaiki seperti semula. Bak terakhir lebih tinggi dibandingkan bak pertama. Kemudian untuk KSM Nasintuvu ada penyumbatan di pipa outlet sehingga air limbah tidak keluar dari IPAL dan air limbah di dalam IPAL meluap sampai ke atas dinding pemisah, perlu segera untuk dilakukan perbaikan agar tidak terjadi peluapan air limbah di dalam IPAL dan proses yang dilalui berjalan baik.

Kegiatan Monev dilanjutkan di Kab. Donggala dengan 4 lokasi. Satu dari empat lokasi tersebut belum aktif yaitu di KSM Mandiri Labuan Bajo, lagi-lagi listrik menjadi kendala belum operasionalnya sarana ini, bak di dalam IPAL juga didapati masih kosong belum diisi dengan air. Untuk KSM Voetapura dan KSM Mandiri Pangga walaupun belun terpasang grid listrik dari PLN tetapi sarana sudah aktif digunakan, mereka mengakali dengan menyambungkan aliran listrik dari rumah terdekat dengan MCK sehingga MCK bisa mendapatkan akses listrik walaupun belum dipasang grid listrik. Tetapi keseluruhan KSM di Kab. Donggala masih rendah dalam hal perawatan sarana, sehingga sarana terlihat kurang bersih.

Poso dengan satu lokasi yang dikunjungi yaitu KSM Suka Maju, disini kami dapati bekas bantal di bak kamar mandi, kurang dilakukan pembersihan lantai MCk, diduga terdapat kebocoran di bak inlet, air limbah tidak mengalir dari inlet ke settler. Air limbah tidak keluar dari pippa outlet.

Perjalanan dilanjutkan ke Kab. Marawali Utara, lokasi yang akan Aksansi kunjungi ada di KSM Analipu Jaya dan KSM Tambalako, menarik apa yang kami dapati di Marawali, karena di semua lokasi Sulawesi tengah yang terdapat biogasnya baru di KSM Tambalako yang sudah bisa digunakan dan dimanfaatkan, lokasi yang dekat denga pasar juga membuat banyak yang menggunakan sarana ini, selanjutnya hanya meningkatkan OM yang masih kurang giat dilakukan, untuk KSM Analipu Jaya bigos belum terproduksi, KSM rajin melakukan OM, sarana bersih terawat.

Setelah selesai di Marawali Utara tim Monev Aksansi melanjutkan perjalanan ke Kab. Tujo Una Una, ada 11 lokasi yang harus di kunjungi, ada 3 KSM yang belum operasional karena belum ada nya listrik di MCK yaitu di KSM Ue Rompi, KSM Pakaroso Raya, dan KSM Gemilang. Sebenarnya untuk KSM Nyiur Melambai, KSM Samaturu dan KSM Anunto grid listrik juga belum dipasang akan tetapi para penguurus KSM memutuskan untuk menyambungkan listrik dari rumah yang ada di dekat MCK agar MCK bisa di gunakan masyarakat. Untuk semua KSM harus benar-benar meningkatkan OM apalagi bagi KSM yang tidak ada operator khusus untuk kegiatan OM.

Lokasi terakhir berada di Kab. Banggai Kepulauan, dan kembali kami dapati bahwa sarana belum operasional karena belum adanya listrik di MCK. KSM sudah berulang kali berkoordinasi dengan PLN dan memang belum bisa untuk dipasang karena menunggu kuota pemasangan grid listrik cukup.

Demikian kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang tim Aksansi lakukan di 40 lokasi Provinsi Sulawesi Tengah, kesimpulan yang didapat adalah belum terproduksi nya biogas di hamper semua sarana yang ada biogasnya, tidak semua sarana ada divisi operator yang ditunjuk untuk menjadi PIC kegiatan OM sehingga mayoritas MCK kotor dan kurang terawat. Akses pemasangan grid listrik yang susah menjadikan beberapa sarana MCK belum operasional karena tidak ada listrik. Perlu adanya peningkatan kegiatan OM di setiap KSM untuk mendapatkan manfaat penggunaan sarana dalam jangka waktu yang panjang, perlu adanya perhatian dari dinas terkait untuk bisa menjaga keberlangsungan program sanitasi ini.