Refleksi Kegiatan Pendampingan Pasca Konstruksi BLH Kab. Sleman – Aksansi

Pendampingan pasca konstruksi merupakan kegiatan bersama antara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sleman dengan AKSANSI.

Program yang direncanakan di awal tahun 2016 ini bertujuan untuk mendampingi KSM/KPP Pengelola IPAL dalam kegiatan operasional dan perawatan IPAL. Kegiatan pendampingan yang dilakukan berbentuk sosialisasi terkait kegiatan operasional dan perawatan IPAL. Dari 112 IPAL yang telah dibangun oleh dinas PU, belum semua KSM/KPP pernah dilakukan kegiatan sosialisasi pasca konstruksi.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam sosialisasi adalah menjelaskan tentang bagaimana cara untuk pengoperasian dan pengelolaan sarana IPAL sehingga karena belum banyak dilakukan sosialisasi menyebabkan banyak pengguna bahkan pengurus KSM/KPP dan operator yang belum mengetahui bagaimana teknis dan kelembagaan untuk mengelola sarana dan prasarana IPAL yang telah di bangun.

Kegiatan pendampingan dilakukan pada 49 KSM/KPP di Kabupaten Sleman. Lokasi dan waktu pertemuan ditentukan oleh masing-masing pengurus KSM/KPP dan pengguna untuk memudahkan mobilisasi dari pengguna itu sendiri. Kemudian bersepakat dengan Tim Pendamping dari AKSANSI untuk melakukan sosialisasi. Hingga November 2016 hasil kegiatan yang sudah terlaksana ada di 46 lokasi KSM Pengelola/KPP, dan untuk 3 lokasi dikembalikan ke BLH untuk pelaksanaanya.

Kegiatan yang sudah selesai pada bulan November 2016 ini tak lepas dari beberapa kendala. Kendala terbesar terjadi dalam penentuan waktu pertemuan di masyarakat pengguna sendiri. Misalnya pada bulan Ramadhan dan pada bulan Agustus dimana terdapat banyak kegiatan di lingkungan warga sehingga kegiatan sosialisasi tidak dapat berjalan secara maksimal dalam bulan-bulan tersebut. Kebanyakan kegiatan dilakukan pada malam hari dengan persentase pengguna yang hadir didominasi oleh laki-laki.

Persentase pengguna yang hadir dalam kegiatan sosialisasi berkisar antara 25% hingga 90% dari jumlah KK pengguna karena biasanya yang hadir hanya perwakilan dari-masing masing rumah tangga.  Kendala lain yang dihadapi adalah ketersediaan waktu dan tenaga dari Tim AKSANSI sendiri. Kadang ketika waktu pertemuan warga sudah ditentukan berbarengan dengan kegiatan lain di AKSANSI sendiri sehingga karena keterbatasan tersebut kegiatan sosialisasi tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana warga dan harus diundur.

Dari kegiatan ini ditemukan beberapa permasalahan terkait dengan sarana sanitasi IPAL Komunal yang ada di Kab. Sleman baik secara teknis dan sosial kelembagaan. Jika diprosentase ada 74% KSM Pengelola/KPP yang memiliki permasalahan teknis pada sarana IPAL Komunal, 20% memiliki permasalahan teknis dan sosial sedangkan 6% sisanya berjalan baik dilihat dari segi teknis dan sosial kelembagaan.

Manfaat dari pendampingan yang dapat diambil oleh KSM/KPP maupun dari Tim AKSANSI antara lain:. Dari sisi KSM/KPP dan pengguna, beberapa KSM/KPP menjadi lebih mengerti terkait teknis kegiatan perawatan yang harus dilaksanakan baik oleh operator dan pengurus KSM/KPP. Sedangkan dari Tim AKSANSI, kegiatan ini menunjukkan tentang keadaan riil yang terjadi di KSM/KPP terkait tentang teknis, sosial, dan kelembagaan sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di masing-masing lokasi.

Harapan kedepan, kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Masalah penentuan waktu dapat dijadwalkan pada awal tahun, sehingga undangan dari BLH dapat disesuaikan. Peran serta dari BLH diharapkan tidak dalam bentuk finansial saja tetapi juga bentuk moral seperti dalam bentuk kehadiran di dalam pertemuan-pertemuan yang telah dijadwalkan sehingga KSM/KPP merasa lebih diperhatikan oleh pihak pemerintah/pemerintah daerah.