Setiap tahun, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Sleman selalu melakukan pengambilan sampel effluent dari IPAL yang ada di Kabupaten Sleman. Meskipun pengambilan sampel ini tidak dilakukan untuk semua IPAL, namun bisa memberikan gambaran bagi beberapa KPP pengelola sarana sanitasi. Untuk tahun 2018 ini, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Sleman mengambil dan menganalisis sampel dari 35 KPP. Ke-35 KPP yang tahun ini mendapatkan kesempatan untuk di tes effluent-nya tersebut adalah Bagas Waras, Bangun Sehat Sejati, Banyu Aji, Banyu Bening, Ben Sehat, Candi Indah, Dani Tirta, Dukuh Berbakti, Gupit, Guras, Guyub Makmur, Guyup Rukun, Kali Jaga, Karanggayam Sehat, Mamayu Hayuning Bawono, Margi Waras, Ngudi Mulyo, Ngudi Sehat, Nologaten Bersih, Papringan Sehat, Rejo Santoso, Roso Tunggal, Sapta Mulia, Sedya Bhakti, Sedyo Mulyo, Sedyo Rukun, Sehat Lestari, Sehat Sejahtera, Sengkan Sehat, Sido Lancar, Tirto Mili, Usada Mulya, Wahana Sejahtera, Wonokerso Sehat, Wonosari Sehat.
Setelah pengambilan sampel dan pengetesan dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah menyampaikan hasil analisis effluent. Tidak semua KPP memahami parameter-parameter yang ada di dalam hasil effluent dan juga implikasinya terhadap kualitas air limbah yang diolah. Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Sleman dan Sekretariat Aksansi mengadakan pertemuan pada Hari Selasa, 13 November 2018 yang bertempat di Kantor Sekretariat Aksansi untuk menyampaikan hasil effluent dan juga memberikan gambaran tentang arti dari tiap-tiap parameter yang ada.
Pertemuan ini dibuka oleh Purwoko Sasmoyo, ST, MM selaku Kepala Bidang Pengendalian dan Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Kab. Sleman dan dilanjutkan dengan paparan hasil effluent dari 35 KPP yang diundang. Paparan ini disampaikan oleh Prawisti Ekasansi dari BORDA yang sudah lama bergerak di bidang pengelolaan air limbah. Dalam paparan ini disampaikan arti dari tiap parameter yang ada dalam standar baku mutu pembuangan air limbah domestik yang tertuang pada PermenLHK No 68 Tahun 2016. Selain arti dari tiap parameter, disampaikan juga tentang implikasi ketika nilai dari tiap parameter tersebut naik atau turun karena akan berpengaruh terhadap pengolahan air limbah di dalam IPAL.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan materi tentang aplikasi Mikro Organisme Lokal atau disingkat MOL untuk lebih memperbaiki kinerja pengolahan air limbah di dalam IPAL. Materi ini disampaikan oleh Direktur Aksansi, Prasetyastuti Puspowardoyo. Materi ini mencakup pengertian, metode pengayaan dan juga cara aplikasinya ke dalam IPAL Komunal. Setelah itu ditambahkan dengan penyampaian pembelajaran yang telah dilakukan oleh Sekretariat Aksansi di IPAL Komunal Andum Roso yang diketuai oleh Bapak Suyatno. Pria yang lebih akrab disapa Pak Yatno ini menyampaikan bahwa penambahan MOL bisa mengurangi timbulan sekam di dalam IPAL dan menyempurnakan pengolahan sehingga lumpur yang mengendap juga lebih sedikit. Diharapkan juga bahwa KPP-KPP yang lain bisa mulai memberikan tambahan ini untuk lebih memperbaiki kualitas effluent mereka sehingga lingkungan akan terjaga lebih baik lagi.