Untuk mengetahui permasalahan dan atau hambatan yang dihadapi oleh masing-masing pengurus KSM yang mengelola Sanimas, Aksansi Kota Mojokerto mengadakan rapat koordinasi dengan pengurus KSM dan Lurah Se-Kota Mojokerto.
Rakor yang berlangsung di Aula Bappeko Mojokerto pada senin 23/12/13 dihadiri pula oleh Wakil Walikota Mojokerto Suyitno. Dalam sambutannya Wawali mengatakan, sanitasi berbasis masyarakat seperti sanimas ini sangat penting untuk ditingkatkan pengelolaannya. Sebab peran serta masyarakat yang tergabung dalam KSM mempunyai tanggungjawab demi keberlanutan fasilitas sanitasi yang ada di wilayah Kelurahan. Dalam catatan pembangunan sanitasi, sekitar sepuluh tahun lalu Kota Mojokerto yang padat penduduk belum memadai sarana sanitasi utamanya sebagi sarana Buang Air Besar (BAB). Saat itu masih banyak masyarakat yang buang air besar disembarang tempat (BABS). Banyak orang menyebutnya kali bokong, WC kapal terbang, kakus, dan wc plung pas dan masih manyak yang lain.
Sejak program sanimas masuk ke kota mojokerto pada tahun 2001. Kebiasaan buruk masyarakat yang babs sudah berubah ke sarana sanitasi program pembuatan buku putih yang telah disusun oleh Bappeko dan timnya untuk mewujudkan kota mojokerto yang bebas BABS tahun 2014.Demikian seterusnya sanimas ada di kota mojokerto hingga menyentuh diseluruh wilayah kelurahan dan saat ini sudah berjumlah 23 sanimas yang menyebar di 18 kelurahan. Secara kwantitatif, pembangunan sanitas dinyatakan berhasil. Namun secara kwalitatif masih memerlukan perhatian kita lebih serius lagi. Dengan adanya pembangunan sanimas setiap tahun pemerintah kota mojokerto telah menganggarkan untuk dana sharing yang jumlahnya tidak sedikit. Namun pasca pembangunan fasilitas itu tidak boleh dibiarkan begitu saja, dan disinilah peran ksm selaku pengelola sanimas secara berkelanjutan.
Kita sadari dalam perjalanan mengelola sanimas tidak semudah yang kita bayangkan, pengurus KSM masih dijumpai adanya permasalahan- permasaahn atau hambatan-hambatan baik aspek teknis maupun maupun sosial. Selain sanimas, masalah sanitasi lainnya yang menjadi perhatiah pemerintah kota mojokerto adalah masalah pengelolaan sampah, dan air limbah. Oleh karena itu Wawali menyambut baik dengan dilaksanakannya rapat koordinasi antar KSM yang dilaksanakan oleh aksansi ini, dengan harapan dapat menyelesaikan persoalan sanitasi di masyarakat. Persoalan sanimas ini adalah bagian dari program pembuatan buku putih yang telah disusun oleh Bappeko dan timnya untuk mewujudkan kota mojokerto yang bebas BABS tahun 2014.
Sementara itu Hj. Atik Salamah ketua Aksansi Kota Mojokerto mengatakan bahwa, dari hasil rakor ini akan dilakukan rencana tindak lanjut dengan terlebih dahulu dilakukan pemetaan masalah kemudian permasalahan yang dihadapi oleh masin-masing KSM akan dilakukan pembahasan bersama Lurah dan KSM dengan dimediasi oleh Aksansi sehingga dapat ditemukan titik permasalahannya. Sepertihalnya yang diungkapkan oleh Direktu Aksansi Pusat Prasetystuti yang juga berkesempatan hadir, menurutnya Aksansi membantu permasalahan yang ada di KSM. Baik persoalan pengelolaan dan teknis dan social.
Dijelaskan olehnya, Aksansi pusat telah melakukan rehabilitasi biogas ke 8 Sanimas yang ada di Kota, dan ini merupakan hasil dari monitoring di 23 KSM. Tugas Aksansi Kota segera membuat MoU dengan Pemkot untuk pembangunan sanitasi kedepan agar lebih baik dan berkualitas. Kedepan tugas Aksansi daerah diharapkan dapat menfasilitasi, sebagi jembatan komunkasi antara KSM dengan Pemerintah Kota Mojokerto. Oleh karenanya setip permasalahan yang ada hendaknya selaku dikomunikasikan baik ke Aksansi daerah maupun langsung ke pusat. Tegas, direktur muda ini. Hadir pula pada kesempatan tersebut Ahmadi Kepala Bidang Sosial budaya dan Pangki dari Pokja Aksansi Jawa Timur. (An)