Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkansebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahanutama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga.Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh darilimbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dandaun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk,terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi.
Selain berguna sebagai pupuk dan penyubur serta beberapa proses pengomposan, MOL juga dapat diaplikasikan dalam kegiatan operasional dan perawatan sarana sanitasi berbasis masyarakat yaitu IPAL Komunal dan Jaringan Perpipaan. Manfaat penggunaanya adalah sebagai berikut :
1. Dapat menambah jumlah bakteri untuk mempercepat proses penguraian tinja pada IPAL
2. Dapat mengurangi bau yang dihasilkan dari proses penguraian tinja pada IPAL
3. Dapat membantu penurunan bahan pencemar yang dihasilkan dari proses penguraian tinja pada IPAL
4. Dapat mengurangi pengendapan / kerak pada saluran perpipaan dari jamban ke IPAL
Dapat mengurangi bau yang mungkin muncul pada bak kontrol rumah maupun bak kontrol utama
Aplikasi penggunaan MOL dan EM4 ini sudah dilakukan di salah satu KSM Andom Roso, Santan, Maguwoharjo. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan kondisi IPAL Komunal KSM Andum Roso sudah melebihi kapasitas, dengan desain awal untuk mengolah limbah domestik skala rumah tangga sebanyak 350 jiwa namun saat ini jumlah limbah yang masuk berasal dari ± 700 jiwa. Hal ini mengakibatkan pembentukan sekam dalam bak IPAL sangat cepat, sehingga berdampak pada kegiatan oprasional yang semakin rutin, terutama dalam pembersihan sekam. Selain itu konsisi sekam semakin tebal dan cepat mengeras, jika hal ini diarkan makan akan menjadi masalah yang besar dan dapat menyumbat pipa up-flow yang ada didalam bak settler.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut AKSANSI melakukan uji coba pemberian probiotik yang dibuat (Resep 1-4) yang disampaikan diatas. Dalam penggunaan EM4/MOL/Probiotik dengan cara memasukkan cairan yang sudah diencerkan terlebih dahulu dan diperbanyak dengan air. Untuk perbandingan pemberian 1:10 dapat langsung dimasukkan kepada Settler IPAL sebanyak 100 lt. Setiap Bulan, pengurus dapat kembali memperbanyak EM4 (Resep 1-4) untuk dibagikan kepada pengguna IPAL sebanyak 1-1,5 liter untuk dimasukka melalui toilet masing-masing sambungan rumah (dapat menyesuaikan jadwal penggelontoran masal rutin). Hasil aplikasi yang dilakukan menunjukkan hasil yang bagus, terutama pada kondisi sekam yang ada di bak settler, jika sebelum diberi probiotik kondisi sekam cepat keras dan menggumpal namun setelah dilakukan pemberian probiotik sekam yang dihasilkan menjadi lebih lembek dan tipis.
Hal ini terjadi karena bakteri yang ada didalam ipal menjadi lebih banyak dan mendapatkan sumber energi tambahan yang berasal dari probiotik yang kita masukkan. Sehingga proses penguraian menjadi lebih cepat dan mencegah pengerasan sekam yang terbentuk berasal dari air limbah domestik dari sambungan rumah tangga. Selain itu dampak positif yang dihasilkan dari penambahan microorganisme local kedalam ipal adalah mengurangi biaya oprasional yang dikeluarkan setiap bulanya. Ini adalah salah satu aplikasi pemberian probiotik yang dilakukan di IPAL yang ada di Kabupaten Sleman, besar harapan aplikasi ini dapat dilakukan di 13 lokasi IPAL yang ada di Kabupaten Sleman.
Cara Membuat EM4 (Effective Microorganism 4)
Dengan adanya dampak terhadap manfaat dari pemberian EM4 atau MOL pada sarana sanitasi berbasis masyarakat IPAL Komunal dan Jaringan Perpipaan berikut beberapa resep sederhana untuk memperbanyak MOL/EM4 agar lebih murah dan menyesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing Kas KSM Pengelola/KPP. berikut beberapa resep yang dapat dibuat dengan cara yang mudah dan simple sebagai berikut :
“Memperbanyak EM4” Resep I (satu)
Alat dan Bahan :
- EM4 = 1 lt /1 btl
- Air gula merah = ½ kg + 1 lt Air (Sumur)
- Sari buah Nanas (4 bh) + 38 lt
- Jerigen Air Kapasitas 40 lt
Cara Pembuatan :
Campur semua bahan dalam wadah tertutup/jerigen atau kompan bersih, kemudian tutup rapat wadah selama 1 minggu, hasil fermentasi siap dipakai untuk dimasukkan kedalam Bak IPAL dibagikan ke pengguna dan dimasukkan ke toilet masing-masing rumah.
“Memperbanyak EM4” Resep II (dua)
Alat dan Bahan :
- 3 liter cairan EM 4 ( 3 botol @ 1 liter)
- Drum plastic 200 liter
- 500 gr gula merah / putih
- 180 liter air
- 0,5 kg terasi yang sudah dicairkan dengan air secukupnya (opsional untuk hasil yang lebih baik)
Cara Pembuatan:
Campur semua bahan dalam wadah tertutup/jerigen atau kompan bersih, kemudian tutup rapat wadah selama 1 minggu, hasil fermentasi siap dipakai untuk dimasukkan kedalam Bak IPAL dibagikan ke pengguna dan dimasukkan ke toilet masing-masing rumah.
“Memperbanyak EM4” Resep III (tiga)
Alat dan Bahan
- Tetes tebu 3 liter
- EM4 2 liter
- Air 100 liter
- Kantung plastik/drum (ada tutup)
- Tali
Cara Pembuatan :
Dicampur air, tetes tebu dan EM-4, masukkan dalam plastik dan diikat atau ditutup lalu dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu. Hasil fermentasi siap dipakai untuk dimasukkan kedalam Bak IPAL dibagikan ke pengguna dan dimasukkan ke toilet masing-masing rumah.
“Memperbanyak EM4” Resep IV (empat)
Alat dan Bahan
- EM4 200 ml
- Air kelapa atau tetes tebu 4 liter
- Air leri/cucian beras 1 liter
- Jerigen ukuran 10 liter
Cara Membuat :
- Semua bahan dimasukkan kedalam jerigen dan diaduk hingga rata.
- Tutup jerigen dan diperam selama 3-5 hari
- Letakkan jerigen pada tempat gelap atau tidak terkena cahaya matahari
- Setelah 3-5 hari EM4 siap digunakan
- Tanda keberhasilan dari proses fermentasi ini adalah jika EM4 berbau seperti aroma tape.
Dosis Penggunaan
Gunakan 100 ml EM4 hasil fermentasi dicampur dengan 1 liter air, jika penggunaan banyak bisa disesuaikan dengan penggunaan dosis yang ada.