Pada tanggal 27-29 Juli 2016, telah dilaksanakan sarasehan/forum untuk KSM/KPP Pengelola Sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat sebagai tempat untuk memfasilitasi komunikasi antara forum KSM Sanimas dalam menunjang keberlanjutan kegiatan sanitasi berbasis masyarakat yang ada di Indonesia.
Bertempat di Yogyakarta, forum ini dihadiri oleh 85 peserta yang terdiri dari Pengurus KSM/KPP, SKPD, dan Satker Provinsi yang berasal dari 18 Provinsi di Indonesia wilayah Barat. Materi yang disampaikan dalam Forum KSM/KPP Sanimas ini yaitu pemberian motivasi dan pengalaman KSM yang telah berhasil (best practice sanimas), materi dukungan dari SKPD dalam pembinaan keberlanjutan pelayanan prasarana sanimas serta materi business plan.
Motivasi Sanitasi disampaikan oleh Bapak Surur Wahyudi yang merupakan salah satu pegiat sanitasi di Indonesia. Dalam paparannya, beliau mengajak peserta untuk melihat kembali bagaimana kondisi sanimas dengan 7 pertanyaan pemicu keberlanjutan: 1. Apakah sanimas sudah dimanfaatkan oleh warga secara maksimal? 2. Apakah sarana sanimas dirawat dengan baik? 3. Apakah KSM/KPP berjalan dengan baik? 4. Apakah masih ada masalah teknis? 5. Apakah biaya operasional dan pemeliharaan tertutup dari iuran pengguna? 6. Apakah masih ada warga yang BABS? Dan 7. Apakah Kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat meningkat?. Sedangkan refleksi untuk Pemerintah Daerah, apakah sudah mendukung KSM/KPP dengan melakukan tugas seperti cek effluent rutin, pengurasan lumpur, rehabilitasi fisik, penyuluhan kesehatan, penguatan KSM/KPP, dan kegiatan lain yang tidak dapat dilakukan atau di luar kapasitas KSM/KPP.
Berangkat dari permasalahan umum yang dihadapi KSM/KPP yaitu terkait pendanaan kegiatan operasional dan perawatan sarana sanimas, maka fokus dalam pertemuan KSM/KPP ini adalah pengembangan rencana usaha (business plan development) oleh KSM/KPP untuk keberlanjutan operasional sarana sanitasi berbasis masyarakat. Sebelum kegiatan dimulai, peserta diharapkan mengumpulkan rencana usaha yang dapat dikembangkan dari masing-masing KSM/KPP yang kemudian akan disempurnakan setelah mendapatkan materi mengenai social business plan.
Materi terkait business plan disampaikan oleh akademisi yang berasal dari Universitas Prasetiya Mulya, yaitu oleh Bapak M. Setiawan Kusmulyono atau sering disapa Pak Kelik, dan Bapak Muliadi Palesangi yang masing-masing narasumber memberikan materi secara interaktif pada peserta forum. Dalam materi ini disebutkan bahwa inti dari rencana bisnis adalah ide, bisnis, kreativitas, dan untung. Dalam pelaksanaan bisnis juga diperlukan jurus-jurus ampuh untuk memikat konsumen. Ada 3 jurus yaitu 1. Mendapatkan calon konsumen, 2. Mempertahankan konsumen yang ada, dan 3. Menumbuhkan konsumen (meningkatkan pembelian dan menambah konsumen baru).
Setelah coffee break, acara berlanjut dengan penyampaian best practice dari pemerintah dan KSM/KPP terpilih yang baik dalam mengelola sanitasi berbasis masyarakat. Dari pihak pemerintah daerah, Kota Lubuklinggau terpilih sebagai narasumber. Sebagai informasi tambahan, pada tanggal 15 Juni 2016, telah terbentuk AKSANSI Daerah Kota Lubuklinggau. Best practice dari KSM diwakili oleh KSM Mina Sehat dan KPP Bhakti Warga. Keduanya berasal dari Kabupaten Sleman.
Dari KSM Mina Sehat diwakili oleh Bapak Istiadji Subekti (ketua) dan dari KPP Bhakti Warga disampaikan oleh Bapak Paryanto (ketua). Dalam kesempatan ini, disampaikan kegiatan perawatan apa saja yang telah dilakukan oleh KSM dan KPP masing-masing serta inovasi yang telah dicapai, baik dalam teknis maupun sosial kelembagaan. Seperti di KSM Mina sehat yang telah melakukan inovasi terkait perangkap bau dan di KPP Bhakti Warga berupa pemanfaatan lahan sekitar IPAL dan penggunaan effluent untuk penyiraman pohon papaya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Diskusi Kelompok. Peserta dibagi menjadi 3 tim, yang terdiri dari Tim KSM/KPP yang dibagi menjadi 2 kelompok dan Kelompok Satker dan SKPD. Di masing-masing kelompok terdapat fasilitator yang bertugas untuk membantu peserta dalam penyusunan business plan. Di kelompok KSM/KPP, peserta diminta untuk mengisi business canvas yang terdiri dari 9 pertanyaan untuk mengidentifikasi rencana bisnis yang telah dibuat dan dikumpulkan sebelumnya oleh peserta.
Setelah itu, peserta diminta untuk mempresentasikan rencana bisnisnya seolah-olah untuk menarik investor dan konsumen untuk mendanai maupun mengkonsumsi produknya. Dari hasil presentasi didapatkan berbagai macam ide bisnis mulai dari pembuatan wisata IPAL, pemanfaatan effluent sebagai pupuk organic maupun pupuk cair, dan lain-lain. Dari kegiatan ini fasilitator diminta untuk memberikan rekomendasi pada juri penilai KSM/KPP mana yang akan mendapat dana stimulant untuk mengembangkan rencana bisnisnya tersebut. Sedangkan pada kelompok Satker dan SKPD, diberikan sebuah permainan untuk mengelompokkan peran dari masing-masing kelompok, mulai dari KSM, perangkat desa, perangkat kelurahan hingga SKPD terkait.
Di hari berikutnya, agenda acara ada penyampaian business plan dari 6 KSM/KPP terpilih. Yaitu KSM Mayang Sari (Kepri) dengan rencana bisnis Kawasan wisata IPAL, KSM Srumbung Ngudi Waras dengan rencana bisnis penjualan air bersih dan pembudidayaan cacing sutera dengan effluent, KSM Mondho Manju dengan ide bisnis pembuatan pupuk cair organic, KSM Ketawai (Bangka Tengah) dengan rencana bisnis getas dan pemanfaatan IPAL sebagai lahan parkir, KSM Bersatu Maju ( Riau) dengan ide pengelolaan pupuk organic, dan KSM Kali Kapuk (Kota Semarang) dengan ide Desa wisata agro.
Daftar Pemenang:
Juara I : KSM Mayangsari, Kepulauan Riau
Juara II : KSM Ketawai, Bangka Belitung
Juara III : KSM Mondho Maju, Bangka Balitung
Harapan I : KSM Srumbung Ngudi Waras, Semarang
Harapan II : KSM Kali Kapuk, Semarang
Harapan III : KSM Bersatu Maju, Riau
Penutupan dihadiri oleh Direktur Pengembangan PLP, Ir. Dodi Krispadmadi, M. Env. E.. Pak Dodi berpesan bahwa Sanitasi indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua pihak, baik masyarakat, pemda dan pusat. Terkait business plan, untuk KSM pemenang semoga bisa merealisasikan dan menyebarkan ke KSM yang lain ilmunya dan untuk KSM yang belum terpilih jangan berkecil hati, tapi tetap terus semangat dalam mengurus sarana sanitasi yang ada.