Mengunjungi Negeri Laskar Pelangi

Aksansi, Asosiasi KSM Sanitasi Seluruh Indonesia kembali melaksanakan kegiatan monitoring di seluruh seluruh indonesia, diantaranya yakni di salah satu kepulauan indonesia yang terkenal dengan keindahannya yaitu Bangka Belitung.

Yah.. Negeri Laskar Pelangi, itulah yang dikenal oleh sebagian orang dan para traveller baik lokal maupun mancanegara. Bangka Belitung yang terkenal dengan pesona wisata bahari yang sangat memanjakaan mata ini sangat bertolak belakang dengan beberapa perilaku keseharian masyarakat yang menyangkut dengan kebersihan dan kesehatan terkait penggunaan air.

Menurut POKJA AMPL KAB. BANGKA, Bangka Belitung belum mengalami kemajuan yang amat serius di beberapa bidang kehidupan. Termasuk hal-hal yang paling dasar dan paling sederhana sekalipun. BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merilis bahwa hanya sekitar 50 persen saja masyarakat Kabupaten Bangka yang memiliki akses terhadap sanitasi yang baik. Salah satu contohnya adalah buruknya menjaga kebersihan dan lingkungan. Membuang sampah, membersihkan kamar mandi, WC, misalnya, adalah hal-hal sederhana yang buat daerah ini masih harus belajar keras. Penggiat AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) tahu betul tabiat buruk ini dalam menjaga kebersihan. Karena itu, seringkali ditekankan soal bagaimana menjaga lingkungan dan pentingnya menanamkan pola hidup bersih sejak dini.  Pada tahun 2006, setidaknya terdapat 5.957 kasus penyakit sanitasi yang terjadi di Kabupaten Bangka. Jika dibandingkan dengan Indonesia, kasus kabupaten Bangka ini mungkin sama saja dengan daerah lainnya di Indonesia.

Awal Mei 2015, Aksansi mengerahkan Monitoring Executornya untuk melihat kondisi lapangan Bangka Belitung terkait dengan sarana sanitasi yang ada, guna mengetahui berbagai permasalahan, solusi, inovasi, baku mutu, pengukuran, serta segala sesuatunya yang terkait dengan KSM, IPAL dan sarana sanitasi yang ada di Bangka Belitung. Perjalanan dilakukan pada 05 may 2015 dan berakhir pada 15 may 2015, dengan total KSM yang dimonitoring adalah 18 lokasi di pulau Bangka, dan 1 lokasi di pulau Belitung. Berbagai macam kendala yang ditemukan baik dari segi monitoring, akses menuju lokasi, dan cuaca yang tidak menentu.
Setelah tiba di Bangka, keesokan harinya langsung memulai kegiatan monitoring di berbagai titik lokasi dan banyak sekali permasalahan, cerita, uneg-uneg baik dari masyarakat, pengguna, serta dari pihak KSM yang terkait. KSM Gayam dan Parla Sehat, sarana MCK ini baik dan bersih, akan tetapi digunakan layaknya rumah pribadi bagi operator dengan alasan dari KSM Gayam belum adanya pengguna karena masih menunggu madrasah yang akan dibangun tepat disebelahnya, sehingga untuk saat ini ruang kamar mandi dan toilet yang ada di MCK digunakan untuk mengisi barang-barang pribadi dari operator. Hal ini tidak jauh berbeda dengan KSM Parla Sehat, disini operator menggunakan sarana MCK seperti rumah sendiri dengan alasan karena tidak adanya pengguna, karena masyarakat Bangka hingga saat ini masih memilih tempat mandi dan cuci secara tradisional (di danau-danau kecil) ketimbang menggunakan MCK.

KSM Air Lubuk, Air Nyatoh, Sejahtera Ibul, Sejahtera Mandiri, Mandiri Pulai, Maju Bersama, serta Padat Karya, terkendala dengan listrik karena daya yang dipasok dari PLN kurang kuat atau KWHnya  rendah. Dari beberapa KSM yakni Ibul, Air Nyatoh dan Padat Karya telah menghubungi pihak PLN tetapi hingga saat ini belum adanya tindakan serta penanganan dari pihak PLN. Disamping itu juga  KSM Mandiri Pulai dan Air Lubuk tidak ada iuran untuk membeli pulsa listrik, karena tidak adanya pengguna di MCK dan dan KSM lainnya bermasalah dengan pompa air yang rusak akibat daya listrik  yang terkadang tidak seimbang atau naik turun. Terkait dari permasalahan listrik yang dialami beberapa KSM di atas, maka imbasnya hingga saat ini MCK tidak beroperasi secara optimal.

Tidak seluruhnya sarana MCK di Bangka ini yang penggunaannya sama sekali tidak optimal, ada pula dibeberapa lokasi lainnya MCK digunakan dengan baik dan masyarakatpun antusias dengan adanya sarana MCK ini walaupun penggunaan belum sepenuhnya optimal. Diantaranya ialah KSM Karya Abadi, Kurnia Jaya, Lestari, Pucuk Raya, Sejahtera Semulut, Simpang Sepakat, Sinar Harapan, Timur Muda, Hidup Sehat dan Mianda. Untuk KSM Mianda yang terletak di pasar ikan Kurau merupakan sistem Komunal/SSS yang hingga saat ini masih dalam tahap penyambungan ke rumah-rumah lainnya. Untuk saat ini sudah 5 sambungan rumah, dan sudah beroperasi atau digunakan. Untuk KSM Sejahtera Semulut pompa airnya rusak, sehingga untuk sementara menggunakan pompa pribadi milik operator, jadi untuk sementara pemakaian dibatasi hanya untuk mandi dan mengambil air minum saja, sedangkan untuk mencuci para pengguna disarankan mencuci di sungai. KSM Karya Abadi, disini pengguna hanya berkisar 7 KK sehingga kunci dari kamar mandi dan toilet tersebut dipegang masing-masing KK. Alasannya karena masyarakat yang lain atau orang asli bangka yang tinggal di sekitar MCK lebih memilih Air Mandi ketimbang MCK yang sudah ada, sehingga 7 KK ini yang merupakan pendatang dari pulau jawa ini berusaha menggunakan MCK dengan baik. Iuran dari tiap pengguna ini lancar, dan OM pun berjalan dengan baik, meskipun belum seluruhnya optimal. KSM Timur Muda merupakan MCK yang berada di tengah-tengah lingkungan Pondok Pesantren, sehingga dari segi penggunaannya optimal. Untuk listrik air dan lainnya sangat lancar karena uang sekolah dari para santri di sisihkan oleh Pak Kyai untuk membayar listrik. Untuk OM para santri mempunyai jadwal tugas sendiri maupun  secara berkelompok, sehingga di KSM ini tidak ada Operator. KSM Hidup Sehat, untuk penggunaan cukup baik, tetapi permasalahan yang ditemukan di lapangan yakni IPAL sudah penuh dan hampir meluap disetiap baknya. Kemungkinan adanya penyumbatan ataukah IPAL yang lebih rendah dari tinggi air, MCK ini membutuhkan penanganan secepatnya. KSM Kurnia Jaya terletak terpisah jauh dari teman teman KSM lainnya yakni berada di Pulau Belitung atau Kab. Bangka Timur. KSM ini beroperasi dengan baik karena berada di jalan raya dan di tengah-tengah permukiman warga, juga karena letaknya yang berada di destinasi wisata maka dari segi pengguna serta OM berjalan dengan baik. Untuk KSM Lestari, Pucuk Raya, Simpang Sepakat, dan Sinar Harapan juga berjalan cukup baik dengan pengguna yang cukup antusias untuk mengunakan sarana MCK juga OM yang berjalan baik. Semua KSM yang berjalan dengan cukup baik ini tidak terlepas dari kesadaran masing-masing pengguna untuk memberikan iuran baik secara sukarela maupun bulanan.