Pada tanggal 24 Mei 201 AKSANSI (Asosiasi KSM Sanitasi Seluruh Indonesia) kembali melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka keberlanjutan dari sarana Sanitasi yang ada di indonesia.
Kegiatan monitoring kali ini dilakukan di 2 Kabupaten yang ada di Provinsi NTT tepatnya di Kab. Kupang dan Kab. Ende dengan jumlah 34 lokasi. Sebelum monitoring tim monev AKSANSI terlebih dahulu mengajukan surat ijin atau sebagai pemberitahuan kepada dinas PU setempat (Kabupaten) agar dinas terkait juga mengetahui adanya kegiatan monitoring sebagai tindakan pasca konstruksi dan merupakan bagian dari garansi IPAL.
Terdapat 13 lokasi yang dikunjungi di Kab. Kupang, lokasi tersebut berada di 13 kecamatan yang berbeda yakni kupang barat, nekamesa, amabi oefeto, oefeto timur, semau, amarasi selatan, sulamu, amfoang barat daya, amfoang selatan, amfoang barat laut, amfoang utara dan amfoang timur.
Dari 13 lokasi yang dikunkungi AKSANSI ada beberapa tantangan yang yang dihadapi anggota KSM/KPP di kab. Kupang diantaranya masih kurangnya kegiatan oprasional dan maintenance sarana, pengguna yang masih ikut membuang sampah plastiknya ke dalam IPAL, iuran yang belum berjalan, dan masih minimnya inovasi yang dibuat untuk keberlanjutan sarana yang sudah di buat. Harapan kedepannya para anggota KSM/KPP bisa merumuskan strategi agar iuran bisa berjalan sehingga bisa memberi upah untuk operator agar kegiatan oprasional dan maintenance bisa berjalan rutin. Pemberian saringan atau pemberian pengetahuan ke setiap pengguna secara rutin juga bisa dilakukan agar para penerima manfaat dapat mengerti jika sampah plastic seperti bungkus shampoo, sabun, pasta gigi, dll tidak lagi masuk ke dalam IPAL. Khusus untuk sarana yang belum operasioanl, para anggota KSM/KPP bisa berkolaborasi dengan pihak desa/kelurahan setempat untuk berkoordinasi dan berkolaborasi agar supaya sarana bisa dapat segera digunakan oleh masyarakat.
Setelah melakukan monev di Kabupaten Kupang, Tim melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Ende. Disana tim Monev akan melakukan kunjungan ke 21 lokasi. Dari 21 lokasi tersebut 7 lokasi merupakan pembanunan 2015, 7 lokasi pembangunan tahun 2016, dan 7 lokasi pembangunan pada tahun 2017.
Sama seperti di Kab. Kupang, di kab. Ende juga tantangan-tantangan yang dihadapi tidak jauh berbeda yakni masih kurangnya kegiatan oprasional dan maintenance sarana, pengguna yang masih ikut membuang sampah plastiknya ke dalam IPAL, iuran yang belum berjalan, dan masih minimnya inovasi yang dibuat untuk keberlanjutan sarana yang sudah di buat. Selain itu juga tantangan sulitnya adalah mendapat air bersih ketika musim kemarau.
Kolaborasi antara pengurus KSM/KPP dengan pemangkun kepentingan lokal menjadi salah satu kunci kemajuan untuk menjadikan sarana menjadi lebih baik. Diharapkan dengan kedatangan tim monitoring dapat menambah capacity building baik untuk operator, pengguna, dan semua yang terlibat dalam KSM dalam menjaga, memelihara, merawat, serta mengoperasikan sarana agar dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan.