Monitoring AKSANSI di Provinsi Bengkulu

Pada tanggal 18 sampai 25 November 2014, AKSANSI melaksanakan monitoring untuk fasilitas sanitasi pabrikan (SANFAB) ke Provinsi Bengkulu.

Provinsi yang memiliki luas wilayah 19.788.70 km2  serta memiliki total jumlah penduduk 1.972.196 jiwa dengan tingkat kepadatan 100/km2 (260/sq mi).

Lokasi sarana sanitasi yang menjadi obyek monitoring terletak di Kota Bengkulu (3 unit), Kabupaten Seluma (5 unit), Kabupaten Rejang Lebong (2 unit), Kabupaten Lebong (2 unit), dan 1 unit di wilayah Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Pada hari ketiga, tanggal 20 November 2014, monitoring dilangsungkan di KSM Seijoan (MCK++), berlokasi di pasar, tepatnya di Dusun Kembang Mumpo, Kelurahan Kembang Mumpo, Kabupaten Seluma dan KSM Manfaat Bersama (MCK++) yang terletak di Dusun 4, Desa Tanah Abang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma – berada di tengah perkebunan kelapa sawit. Selanjutnya, pada tanggal 21 November 2014, Tim Monitoring bertolak ke KSM Bersatu di Jalan Gentayu RT 09, Kelurahan Keputraan, Kecamatan Lubuk Linggau Barat II, Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan – masuk agenda monitoring karena lokasi berdekatan dengan Kabupaten Rejang Lebong. Sarana sanitasinya berupa IPAL Komunal dilengkapi Biodigester dan dikelola oleh Panti Asuhan Masthurah di bawah Yayasan Azzariyah Kota Lubuk Linggau.

Memasuki hari keempat, tanggal 22 November 2014, Tim bergerak menuju KSM Geliwang (MCK++ dilengkapi Biodigester), berlokasi di Jalan Pramuka, Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong yang dikelola oleh Pondok Pesantren Arrahmah.

Berikutnya adalah KSM Karang Jaya Makmur (MCK++ dengan Biodigester) dikelola oleh Pondok Pesantren Miftahul Jannah, beralamatkan di Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong.
Pagi hari tanggal 23 November 2014, Tim menembus Hutan Bukit Barisan untuk sampai di Kabupaten Lebong. Di lokasi ini, Tim mengunjungi KSM Bina Bersama di Kelurahan Amen, Kecamatan Amen dan KSM Karya Nyata di Kelurahan Tanjung Agung, Kecamatan Pelabai. Kedua sarana sanitasi berupa IPAL Komunal.

Dari Kabupaten Lebong, Tim kembali menuju Kabupaten Seluma untuk menuntaskan 3 unit sarana sanitasi yang belum dikunjungi sebelumnya, karena lokasi yang saling berjauhan. Pada tanggal 24 November 2014, Tim hanya dapat menyelesaikan monitoring di KSM Karya Bakti yang berlokasi di RT 04 Desa Napal Jungur, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma berada di wilayah lembah dengan akses jalan batu yang sulit ditempuh mobil standar, sehingga harus menyewa ojek motor khusus. Selanjutnya adalah KSM Serumpun di Desa Sukasari, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma yang berlokasi di kawasan transmigrasi dan perkebunan kelapa sawit. Namun demikian, KSM ini berhasil mendapatkan predikat sebagai juara pertama untuk lomba sanitasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma.  Oleh karena waktu yang terbatas, monitoring dilanjutkan hari berikutnya, tanggal 25 November 2014 dengan mengunjungi KSM Serasan di Desa Kuti Agung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma.

Hal penting yang menjadi catatan Tim Monitoring Provinsi Bengkulu adalah: (1) beberapa sarana sanitasi belum dimanfaatkan secara maksimal – ada 1 yang tidak dimanfaatkan (KSM Manfaat Bersama), (2) adanya birokrasi pengurus sehingga menghambat proses monitoring (KSM Bersatu), (3) adanya masalah teknis – saluran mampet dan meluap sehingga menimbulkan bau (KSM Karya Nyata), (4) adanya masalah kelembagaan – pengurus tidak berjalan (KSM Karya Nyata dan KSM Bina Bersama), (5) adanya masalah keuangan – iuran tidak berjalan (KSM Seijoan), dan sebagian besar bak kontrol diplester semen, sehingga sulit dicek.

Temuan-temuan potensi antara lain: (1) biogas dimanfaatkan meskipun belum maksimal (KSM Bersatu, KSM Geliwang, dan KSM Karang Jaya Makmur) – instalasi pemipaan biogas di KSM Geliwang perlu diperbaiki dan (2) adanya pemenang kompetisi sanitasi (KSM Serumpun).