Salah satu capaian sukses program Pemerintah Indonesia di bidang sanitasi pada sektor pengelolaan air limbah adalah sarana pengolahan air limbah berbasis masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS/SLBM/SANIMAS DAK).
Program Sanitasi Berbasis Masyarakat menjadi salah satu program dalam membantu Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) untuk mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) di tahun 2015. Sanitasi Berbasis Masyarakat ini mulai diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya pada kurun 2006-2009 dimana sebanyak 395 lokasi yang tersebar di 131 Kota/Kabupaten di 24 Propinsi di Indonesia terdapat bangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Suksesi program Sanitasi Berbasis Masyarakat sendiri menjadi tolak ukur bertambahnya jumlah sarana pengolahan air limbah dalam beberapa payung program yang berbeda, mulai dari program SANIMAS, SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat), STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) hingga SANIMAS DAK dan USRI. Pada prinsipnya semua program tersebut ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat indonesia dalam bidang sanitasi.
Pada tanggal 17-18 November 2014 AKSANSI melakukan survey sarana sanitasi yang nantinya akan direhab. Pelaksanaan kegiatan ini bekerjasama dengan Dinas Cipta Karya Kabupaten Tangerang. Jumlah sarana sanitasi yang akan dioptimalisasikan sebanyak 2 lokasi yaitu KSM Bina Lingkungan yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Koper. Bentuk kerjasama yang dilakukan AKSANSI berupa pembiayaan upah pekerja pada proses pelaksanaan rehabilitasi sarana sanitasi tersebut. Untuk material telah dialokasikan dari Dinas Cipta Karya Kabupaten Tangerang. Harapannya kegiatan ini bisa terlaksana pada bulan Desember 2014 namun karena terkendala proses pengadaan material maka untuk kegiatan rehabilitasi baru akan terlaksana pada 2015 mendatang.
Pada hari berikutnya AKSANSI juga melakukan kegiatan Monitoring SANFAB untuk sarana sanitasi yang ada di Provinsi Banten. Kegiatan dilaksanakan pada 19 November 2014 sampai 23 November 2014, untuk lokasi yang dimonitoring meliputi 2 KSM di Kabupaten Tangerang, 7 KSM di Kabupaten Serang. Kegiatan monitoring ini untuk mengevaluasi kinerja DEWATS maupun kinerja KSM dalam pengelolaan sarana sanitasi yang telah berjalan 1 tahun. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan fisik sarana sanitasi seperti MCK Plus++, IPAL Komunal, MCK Plus++ IPAL Komunal dan Digester, proses ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi lokasi sarana sanitasi yang ada. Peran aktif pengurus KSM sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, selain sebagai narasumber untuk menggali informasi yang dibutuhkan mulai dari sarana fisik, sosial, kepengurusan, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan sarana sanitasi. Selain itu dengan adanya pengurus KSM pada saat pelaksanaan monitoring petugas bisa memberikan informasi tentang operasional dan perawatan sarana sanitasi yang baik dan benar. Kendala teknis yang dihadapai oleh tim monitoring adalah contac person yang ada bukan merupakan pengurus KSM melainkan pemborong atau pelaksana kontruksi, selain itu lokasi yang sebagian besar berada di pelosok desa. Hasil monitoring ini nantinya akan dijadikan acuan untuk kegiatan monitoring AKSANSI kedepan dengan melibatkan pengurus AKSANSI daerah maupun Provinsi. Hasil evaluasi akan disimpan dalam database monitoring AKSANSI sebagai acuan dalam kegiatan lanjutan yang berkaitan dengan sarana sanitasi berbasis masyarakat.