Monitoring Situbondo

Asosiasi KSM Sanitasi Seluruh Indonesia yang bergerak sebagai payung dalam menaungi KSM yang ada di Indonesia kembali melakukan monitoring di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Situbondo.

Kabupaten Situbondo sendiri dalam hal akses Sanitasi yang baik dinilai masih sangat kurang, seperti dikutip dari Strategi Sanitasi Kabupaten Situbondo dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Situbondo “Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi yang tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan”.
07 juli 2015, dimana perjalanan monitoring menuju Kabupaten Situbondo dilaksanakan.

Bertolak dari Daerah Istimewa Yogyakarta menuju Surabaya Ibukota Jawa Timur, dan dilanjutkan menuju Banyuwangi yang merupakan ujung timur pulau Jawa, kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju Situbondo. Tujuan dalam memonitoring Sarana Sanitasi ini yakni untuk mengetahui nilai baku mutu air limbah yang layak buang atau tidak, jumlah pengguna, keaktifan KSM, pengoperasian dan pemeliharaan, kondisi dari IPAL sendiri, dan masih banyak lagi. Keesokan harinya, executor memulai kegiatan monitoring terlebih dahulu dengan menyerahkan surat pemberitahuan monitoring dan juga sebagai perijinan di Dinas Cipta Karya Kabupaten Situbondo. Sungguh “bejo si paijo” kata orang jawa, karena executor bisa dibantu oleh seorang Staff Cipta Karya yang dulunya merupakan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dari pembangunan Sarana tersebut dan juga akses yang cukup mudah dalam menjangkau tiap – tiap lokasi, sehingga dapat menghemat waktu menuju lokasi tanpa mencari-cari alamat ayu ting-ting terlebih dahulu..hehe
Yoshh..

Sesampainya dilokasi executor disambut bagai peserta outbond yang akan mengikuti rafting “Wellcome to The Hidden Paradise Situbondo”, lhoo kog bisa? Yapp KSM Mandiri yang letaknya di Desa Bantal Kecamatan Asem Bagus ini memiliki kemajuan yang baik dalam inovasi fasilitas MCK, karena lokasi yang juga dekat dengan arena outbond, maka di samping bangunan MCK ini didirikan Sekretariat Situbondo Adventure. MCK ini sangat berfungsi dengan baik dalam pengoperasional dan juga pemeliharaannya, hanya saja pembersihan sekam pada IPAL yang hingga saat belum dilakukan karena tidak adanya poster O&M untuk operator dan pengguna. Iuranpun berjalan dengan baik, karena kepengurusan KSM dibawah penanganan RT dan Ketua Perkumpulan secara langsung.

Lanjut menuju KSM selanjutnya di Kabupaten Situbondo yang sebagian besar berada di Pondok Pesantren yakni KSM Makmur, Nurul Huda, Qolbu, Taman Melati, dan Taqwa ini digunakan dengan baik. Dari segi pengguna dan perawatan cukup baik, yang kurang dari KSM ini yakni frekuensi pembersihan sekam pada IPAL yang belum optimal, dan juga ada yang belum mengetahui proses O&M pada IPAL. Untuk para pengguna pada saat monitoring memang tidak ditemukan yang sedang beraktivitas karena monitoring kali ini dilakukan pada bulan puasa, jadi para santri atau santriwati memang sedang libur dan pulang kembali ke daerahnya masing-masing.

Sedangkan untuk KSM Al Musyawir, Karunia, dan Anugerah terkendala kekurangan air yang mengakibatkan fasilitas MCK ini tidak berfungsi secara optimal. Untuk KSM Al Musyawir sendiri kondisi IPALnya penuh karena pipa outlet lebih tinggi dari IPAL tersebut, juga karena effluent yang di buang ke daerah resapan yang tidak berfungsi dengan baik.

Dan KSM yang terakhir yakni Matsyaratul Huda. KSM ini berfungsi dengan baik, bersih, air dan listrik juga lancar, tetapi kurang dalam pengguna. Fasilitas MCK ini berada tepat disebelah Masjid, IPALnya di paving sehingga tidak dapat diakses untuk mengetahui nilai dari effluentnya dan juga proses perawatan untuk IPAL sendiri. Kemungkinan adanya masalah sosial yang terjadi sehingga tidak optimalnya penggunaan, ataukah tiap KK di daerah tersebut yang telah memiliki MCK masing – masing di rumah mereka, sehingga fasilitas ini bisa dikatakan salah sasaran. Sampai saat ini MCK hanya digunakan sebagai tempat wudhu saja.

Kesimpulan dalam kegiatan monitoring di Kabupaten Situbondo kali ini adalah 65% Fasilitas MCK di situbondo sudah beroperasi dengan baik, karena sebagian besar merupakan bagian dari pondok pesantren sehingga dalam hal penggunaan cukup optimal. Hanya saja dalam hal pemeliharaan yang mungkin bisa dikatakan kurang optimal. Untuk MCK lainnya yang memang terkendala dengan kurangnya air dan juga kendala lainnya, perlu adanya gerakan dari KSM sendiri agar bagaimana permasalahan atau kendala tersebut bisa terselesaikan, dan fasilitas yang telah diberikan oleh Pemerintah untuk kehidupan masyarakat agar lebih baik dan sehat ini dapat kembali berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Untuk Kegiatan monitoring Situbondo pun akhirnya terselesaikan dengan baik, tetapi di saat perjalanan pulang cukup terkendala karena Gunung raung yang mengalami flu berat sehingga mengakibatkan 3 bandara bagian timur jawa ditutup. Hehe.. ya terpaksa deh, dengan jalur darat menuju ibu kota jawa timur terlebih dahulu kemudian dilanjutkan menuju yogyakarta. Sekian dulu untuk monitoring di situbondo kali ini, sampai ketemu di monitoring – monitoring selanjutnya yah.. Oiya tidak lupa saya secara pribadi mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri Minal ‘Aidin wal-Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin yah teman-teman semuaa. (Joe)