“Kota Lubuklinggau dengan luas wilayah 401,50 Km atau 40.150 Ha yang meliputi 8 wilayah kecamatan dan 72 kelurahan, 85% wilayahnya adalah milik masyarakat, tidak memiliki Sumber Daya Alam.
Dari 72 Kelurahan yang ada di Kota Lubuklinggau, masih ada sekitar 12-20 Kelurahan yang secara geografis cerminannya masih Desa, hanya secara administrasi memang sudah harus menjadi Kelurahan, tetapi ini menjadi tantangan bukan rintangan” ini salah satu kutipan yang disampaikan oleh Walikota Lubuklinggau Bp. H. SN. Prana Putra Sohe dalam sambutannya pada acara penandatanganan MoU antara Sekretariat Aksansi dengan Pemerintah Kota Lubuklinggau, di Kantor Walikota Lubuklinggau, Selasa, 14 Juni 2016, sebagai bentuk dukungannya terhadap isu sanitasi.
Tekad untuk menjadikan Lubuklinggau menjadi lebih maju sangat besar, hal ini terbukti dengan begitu cepatnya proses MoU yang dilakukan, dimana Pemerintah Kota Lubuklinggau memberi respon yang sangat positif pada Aksansi
Selain penandatanganan MoU, hari pertama di Lubuklinggau kami juga melakukan kunjungan ke lapangan di beberapa lokasi Ipal yang dibangun, dari ± 10 lokasi yang kami kunjungi, ternyata ada beberapa sarana yang tidak secara optimal digunakan oleh masyarakat, tidak atau kurang terawatnya MCK sepertinya menjadi alasan utama kenapa sarana tidak berfungsi baik, tentunya ini harus menjadi perhatian khusus bagi semua pihak. Pada hari kedua, diadakan Workshop “Pembentukan Aksansi Daerah Kota Lubuklinggau”, yang di hadiri oleh 80an peserta, perwakilan dari masing-masing KSM.
Proses Pembentukan Aksansi Daerah (Aksda) berjalan lumayan alot, karena kondisi sanitasi di Kota Lubuklinggau sedikit berbeda dengan Kota/Kabupaten lain pada umumnya, karena sarana sanitasi yang dibangun dengan program PNPM (Public Toilet) juga diharuskan menjadi bagian dari Aksansi, termasuk juga Persampahan dan Air Minum, yang notabene nya tidak bicara air limbah, tetapi karena juga merupakan bagian dari sanitasi secara keseluruhan, maka Aksansi harus semakin membuka diri untuk melihat lingkup sanitasi secara lebih luas lagi, tidak hanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) saja. Setelah disepakati, dilakukan pemilihan kepengurusan Aksda Kota Lubuklinggau melalui proses voting dan yang terpilih sebagai pengurus adalah :
Ketua : Misno, ST
Wakil Ketua : Wijaya
Sekretaris : Karim Antoni
Bendahara : Muhammad Yani
Di hari terakhir sebelum pulang ke Yogyakarta, kami melakukan kegiatan Capacity Building untuk pengurus inti Aksda Kota Lubuklinggau yang terpilih, pelatihan tentang Pelaksanaan Pre-Monitoring yang sudah menjadi kegiatan rutin di setiap Kota/Kabupaten yang sudah terbentuk Aksansi Daerahnya. Seperti slogannya Kota Lubuklinggau “BISA : Brand, Inovation, Speed, Akuntability), diharapkan dengan adanya MoU antara Pemerintah Kota Lubuklinggau dengan Aksansi, kedepannya cita-cita menjadikan Lubuklinggau menjadi lebih maju pada umumnya akan bisa terwujud, terkhususnya di bidang sanitasi.