Rakor Penguatan KPP Sanitasi se – Kota Pekalongan diselenggarakn pada kamis, 25 agustus 2016 di Ruang Jetayu Setda Kota Pekalongan.
Dihadiri oleh Bappeda, Dinas kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, KSM dan Aksansi. Rakor ini dibuka dengan Sambutan dari Bapak Ir. Agus Jati Wibowo sebagai Kepala BPMP2AKB yang mengampu sanitasi dan IPAL. Saat ini sudah ada 84 titik Ipal di Kota Pekalongan sesuai tujuan universal akses tahun 2019 minimal yang harus tercapai program 100 0 100 yaitu 100 % masyarakat terlayani air bersih, dengan program hibahnya, 0% kumuh, masyarakat tidak tinggal di lingkungan kumuh dan 100% warga masyarakat terlayani sanitasi. Untuk hibah tidak mudah, diijinkan manakala kebutuhan wajib sudah terpenuhi.
Sanitasi yang sudah terbangun masih banyak yang belum optimal di manfaatkan, apalagi yang program USRI, sangat disayagkan jika dana yang kisaran 500 juta tetapi tidak digunakan, PHBS juga merupakan bagian dari sanitasi sehingga sangat diperkukan membuat masyarakat paham, dengan cara komunikasi, di berbagai kegitan : pengajian, PKK, tolong sanitasi di singgung. Event-event yang ada di masyarakat bisa digunakan Untuk menyampaikan, ajakan kepada masyarakat supaya sarana yang sudah dibangun bisa digunakan dan di pelihara dengan baik. Iuran sangat dibutuhkan dalam proses perawatan, laporan pembukuan juga sangat diperlukan, sehingga masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa iuran yang dibayarkan ada pertanggung jawabannya.
Di Sanimas mayoritas adalah masyarakat yang belum beruntung, sehingga untuk iuran memang akan sangat sulit, karena untuk kebutuhan pokok saja masih kurang. Masyarakat harus diajak untuk bersama-sama merawat, dengan kerja bakti karena Sanimas dari, oleh dan untuk masyarakat. Sewaktu-waktu masyarakat juga harus di edukasi bagaimana cara apabila ada sumbatan, bau, dll, sehingga mereka ikut merasakan apa yang pengelola rasakan.
Pemkot Kota Pekalongan mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada bapak ibu karena bersedia mengabdi, memberi pelayanan kepada masyarakat, semoga semua pengabdiannya mendapatkan balasan, kalau dari pemkot sendiri tidak bisa memberi upah atau gaji yang layak tetapi saya yakin YME pasti memberi imbalan dengan cara yang lain
Pak Sahuliem sebagai Ketua Aksansi daerah kota Pekalongan menyampaikan kondisi-kondisi Ipal yang ada di Kota Pekalongan. IPAL yang baru, kondisi masih bagus, hanya kurang perawatan saja. Beberapa kendala adalah: (Penggunanya kurang, Kurang perawatan, Tidak ada operator dan tidak ada iuran, sehingga tidak ada pemasukan).
Beberapa temuan penting antara lain: KSM Arjuna : Ipal pecah, Limbah sampai keluar semua, perlu penanganan khusus, airnya juga kurang memadai, warnanya kuning. KSM Kartini : di by pass, Ipalnya sudah tidak digunakan lagi. KSM Barokah Asri Jaya : airnya kuning, penggunanya tidak mau iuran. KSM Al-Hikmah : tidak ada listrik. KSM An-Najah : tidak digunakan, sejak awal pembangunan belum pernah digunakan. Kebanyakan kendala adalah iuran yang terlalu kecil, sehingga untuk membayar listrik saja tidak cukup apalagi untuk membayar operator, sehingga ketika operator tidak digaji pekerjaan yang dilakukan tidak bisa maksimal
Dalam sesi tanya jawab muncul pertanyaan dan cerita:
1) KSM Kartini dibangun tahun 2012, DAK, belum ada pelatihan apa-apa, sehingga seolah-olah paket DAK dikerjakan tapi tanpa pelatihan. Elevasi tidak diperhatikan, sehingga ada beberapa saluran yang mbalik ke rumah warga, sehingga sekarang tidak digunakan lagi
2) KPP Poncol) USRI 2013, dari pertama munculnya USRI di Kel. Poncol, kami dibentuk KSM tetapi kenyataan di lakukan oleh BKM. Kita pernah menanyakan tentang biaya 17 juta untuk operasional, setelah pelepasan harusnya dana tersebut dikeluarkan, tetapi kenyataan sampai sekarang dana tersebut tidak ada
3) KPP Tegal Mulya airnya sangat keruh, kuning, sudah dibuatkan sumur bor pun ternyata airnya masih sangat keruh
4) KSM Arjuna punya uneg-uneg yang belum terjawab, penggunanya sedikit. Ada USRI yang bagus tapi tidak ada penggunanya, ada USRI yang rusak penggunanya banyak tapi tidak ada perbaikan dari pemerintah. Bagaimana solusinya supaya permasalahan yang ada bisa terjawab
Pihak PU menjelaskan Sanima DAK, sudah dilihat kondisinya, sampai saat ini belum ada anggaran untuk perbaikan. Tahun 2017 mungkin kita baru akan ada dana perbaikan untuk sanitasi, semoga Keputran masuk dalam alokasi dana tersebut. Untuk pelatihan KSM/KPP kita tidak ada, karena kita hanya bisa melakukan yang bentuknya fisik.
Pak Sobirin menambahkan, dari permasalahan itu semua, kedepan kita sdh ada UU No. 34 Tahun 2014 mengenai alokasi untuk kegiatan pembangunan sarana prasarana kelurahan & kegiatan pemberdayaan masyarakat, semua kegiatan pemberdayaan masyarakat bisa di usulkan . Bappeda ada 2 tahap, masa Sanimas dan masa USRI, saya kebetulan yang masa Sanimas. Kalau ipal yang dari satker yang bangun adalah KSM, uang langsung di transfer ke KSM, sementara PU dan Bapermas hanya mendampingi saja
Denny dari AKSANSI memaparkan Hasil Pre-Monev yang digambarkan dengan warna Merah, Kuning, Hijau. Kesimpulannya, tidak semua operator tidak melakukan perawatan karena tidak mau, ada beberapa alasan lain, bisa jadi karena tidak ada pendampingan yang dilakukan secara terus menerus. Salah satu fungsi Ipal adalah mengurangi pencemaran di sumur masyarakat. Untuk mendukung kierja Pengelola IPAL, Sebaiknya ada SK Kepala Desa dan Perda yang kaitannya dengan sanitasi
DKK menyampaikan bahwa sarana yang sudah dibangun banyak yang bermasalah pada perawatannya, dari Dinkes ada program jambanisasi, kami tidak di beri untuk pembangunan fisik, tetapi kami memberi fasilitasi untuk penyadaran masyarakat terhadap sanitasi, sosialisasi supaya sarana bisa digunakan secara maksimal. Bantuan Pemerintah diharapkan bisa dikembangkan dan di pelihara dengan baik, DKK punya program penyuluhan sanitasi, untuk sosialisasi di sekitar Ipal yang bermasalah.