Pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman di Indonesia saat ini belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan permukiman padat penduduk kumuh dan rawan sanitasi diperkotaan.
Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air lirnbah permukiman pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limah permukiman semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air.
Dalam pemenuhan target MDGs Sanitasi harus diperlukan kepedulian dan komitmen dari semua pelaku atau stakeholder juga penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah dilingkungan padat penduduk kumuh dan rawan sanitasi, untuk ini dikenalkan kegiatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat) yaitu sebuah inisiatif untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limah permukiman yang berbasis masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan. Fokus kegiatan SANIMAS adalah penanganan air limbah rumah tangga khususnya limbah domestik namun tidak tertutup juga untuk menangani limbah cair industri rumah langga yang mempunyai karekteristik limbah sama dengan limbah domestik (Industri tahu, tempe dan sejenisnya ).
Melalui pelaksanaan SANIMAS ini masyarakat memilih sendiri prasamna dan sarana air limbah permukiman yang sesuai, ikut aktif menyusun rencana aksi, membentuk kelompok dan melakukan pembangunan fisik termasuk mengelola kegiatan operasi dan pemeliharaannya bahkan bila perlu mengembangkannya (BAPEKO Kota Mojokerto, Panduan Pelaksanaan Lomba SANIMAS Award Tingkat Kota Mojokerto 2013. Keberlanjutan Fasilitas Sanitasi Berbasis Masyarakat sangat ditentukan oleh keterlibatan masyarakat pengguna, kerja keras dan kepedulian Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk oleh masyarakat pengguna serta support atau dukungan dari pemerintah.
Oleh karena itu, untuk memberikan apresiasi sekaligus motivasi dan dorongan kepada KSM yang telah mengoperasikan SANIMAS secara berkelanjutan maka perlu dilakukan pemberian penghargaan yang disebut SANIMAS AWARD yang dilakukan secara selektif, yakni dengan cara penilaian. Selain itu tujuan spesifik dari event penghargaan ini melakukan monitoring terhadap keberlanjutan SANIMAS di kota Mojokerto melalui pengamatan langsung dilapangan, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh KSM, baik menyangkut aspek teknis, keuangan maupun kelembagaan dalam rangka menunjang keberlanjutan SANIMAS. Untuk kali ketiga SANIMAS Award 2013 yang merupakan event penghargaan tahunan dilaksanakan kembali oleh BAPEKO dengan dukungan dan kerjasama dengan BORDA Indonesia, Sekretariat AKSANSI, dan Aksansi Kota Mojokerto pada tanggal 25-27 Juni 2013 yang diikuti oleh 23 KSM yang terdiri dari 13 KSM di Kecamatan Prajurit Kulon dan 10 KSM di Kecamatan Magersari. Umur IPAL merupakan hal yang esensial dalam penilaian dimana IPAL yang semakin tua akan mendapatkan bobot paling tinggi untuk memberikan apresiasi terhadap umur berfungsinya sarana prasarana. Berikut data KSM yang ada di Kota Mojokerto:
Dalam pelaksanaan penjurian, dari 23 KSM pengelola IPAL hanya 17 KSM yang diikutkan dalam lomba ini dengan pertimbangan bahwa 2 KSM yaitu KSM Margoratan dan KSM Jagalan Lor (Jaglor) telah menjadi pemenang penghargaan ini secara berturut-turut sampai dengan tahun lalu. Bahkan menjadi pemenang di SANIMAS AWARD tingkat propinsi Jawa Timur.
Keputusan tidak mengikutsertakan kedua KSM tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan terhadap KSM lain agar mempunyai kesempatan untuk menang dengan melihat perkembangan sarana IPAL dari penilaian di 2012 dan kondisi terkini di 2013. Kemudian 4 KSM Baru dari SLBM 2012 yang baru diresmikn pada awal 2013 ini juga tidak diikutkan didalam penilaian, yaitu KSM Kenari, KSM Budi Utomo, KSM Kranggan Sejahtera dan KSM Mentikan Sejahtera. Meskipun tidak ikut dilombakan namun tim Penilai tetap melakukan kunjungan kepada KSM diatas untuk melakukan observasi dan memberikan saran pengembangan agar lebih siap dalam event penghargaan di tingkat Propinsi Jawa Timur.
Kunjungan lapangan dalam 2 hari berturut turut sejak pagi yang dilakukan oleh Tim Penilai beranggotakan 2 Penilai dan 2 surveyor ke semua KSM yang telah dijadwalkan. Salut untuk beberapa KSM benar-benar menyiapkan diri untuk penilaian ini sehingga penilaian sangat mudah dilakukan termasuk kesiapan alat-alat sehingga manhole (penutup lubang pengolahan limbah) mudah dibuka dan diobservasi. Penilaian menggunakan form penilaian yang sudah disediakan sesuai dengan kriteria dalam aspek teknis, keuangan maupun kelembagaan yang dilengkapi dengan foto-foto di masing-masing KSM. Dari kunjungan lapangan ini, 14 KSM yang memiliki Biogas tidak menggunakan Biogas karena tidak ada kompor, sehingga hanya membakar gas saja jika sudah dirasa perlu, 3 KSM hanya kadang kala memanfaatkan biogas, dan hanya 2 KSM yang benar-benar memanfaatkan Biogas secara optimal.
Pasca kunjungan lapangan Tim Penilai berkumpul kembali dan melakukan evaluasi dari nilai yang didapatkan dan mengalikannya dengan bobot umur untuk membuat keputusan nilai akhir tertinggi untuk mendapatkan pemenang. Dari proses yang cukup lama tersebut Tim Penilai memutuskan bahwa KSM Miji Lestari sebagai Pemenang I, KSM Nur jayeng sebagai Pemenang II dan KSM Sentanan sebagai Pemenang III. Sebelumnya pada bulan maret 2013 BAPEKO dan Aksansi Mojokerto mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang semua KSM di Kota Mojokerto untuk melakukan sosialisasi event SANIMAS AWARD ini dan dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pemberian dana BOP (Bantuan Operasional dan Pemeliharaan) dari Pemda untuk masing-masing KSM agar bisa melakukan perbaikan maupun pemeliharaan sebelum penilaian dilakukan.
Sekretariat Aksansi segera melakukan follow up pasca kegiatan SANIMAS AWARD dengan melakukan monitoring yang ditangani oleh Pak Pangky Suwito, Pokja Mojokerto terhadap beberapa IPAL yang mengalami permasalahan berat. Hasil monitoiring ini akan digunakan sebagai bahan untuk membuat analisa teknis kebutuhan rehabilitasi yang akan diajukan kepada BAPEKO Kota Mojokerto.
Semoga kedepan akan semakin banyak Pemerintah Daerah yang mengikuti jejak apreasiasi yang dilakukan oleh BAPEKO Kota Mojokerto dengan mengadakan event penghargaan bagi pengelola Sanitasi Berbasis Masyarakat secara konsisten dengan menggunakan APBD. Bagaimana menurut anda? @Prast