Sanitasi Award 2014 Kab. Temanggung

Meskipun jumlah sarana Ipal yang di bangun di Kab. Temanggung jumlahnya belum begitu banyak, tetapi tidak menjadi kendala untuk melakukan kegiatan Sanitasi Award, hal ini terbukti dengan baru-baru ini Pemda Kab. Temanggung bersama dengan Sekretariat Aksansi melakukan Penilaian di 18 lokasi Ipal, yang tersebar di beberapa Kecamatan dan Kelurahan.

Di Kecamatan Temanggung, Ipal tersebar di Kelurahan Banyuurip, Kelurahan Temanggung I, Kelurahan Purworejo ada 2 titik lokasi Ipal, Kelurahan Manding, Kelurahan Jurang dan Kelurahan Butuh, sementara di Kecamatan Candiroto berada di Desa Candiroto dan Desa Bantir, Kecamatan Ngadirejo ada 3 titik Ipal yang dibangun, yaitu Desa Ngadirejo, Desa Gondangwinangun dan Kelurahan Manggong, Kecamatan Parakan ada di Kelurahan Parakan Kauman 2 lokasi dan Kelurahan Parakan Wetan 1 lokasi Ipal, sementara masing-masing 1 lokasi Ipal di Kelurahan Kranggan Kecamatan Kranggan, Desa Rejosari Kecamatan Wonoboyo dan Desa Morobongo Kecamatan Jumo. Walaupun jarak yang di tempuh lumayan jauh tapi semua tetap terlaksana dengan lancar, sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. Sanitasi Award kali ini adalah untuk yang pertama kalinya dilakukan di Kab.

Temanggung, tapi kedepannya diharapkan akan terus berlanjut secara rutin setiap tahunnya, juga dibarengi dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi. Ada 2 team Penilai dalam pelaksanaan Sanitasi Award, dimana tiap team terdiri dari SKPD-SKPD terkait seperti dari Dinas PU, Bappeda, BLH, DKK, Bapermades dan tentunya dari Sekretariat Aksansi dan Aksansi Daerah Kab. Temanggung.

Kunjungan penilaian dilakukan selama 2 hari, di mulai dari tanggal 22 Desember 2014 dan dihari kedua tanggal 23 Desember 2014, banyak temuan-temuan yang dijumpai selama kunjungan, dari jarangnya KSM melakukan OM, terbukti dengan banyak manhole yang sulit dibuka dan berkarat, handle manhole keropos, rusak dan patah, ketebalan sekam lebih dari 50cm, manhole dan bak control diplester semen, minimnya peralatan OM yang dimiliki KSM, bahkan yang lebih memprihatinkan lagi ada sarana Ipal yang sudah tidak terlihat sama sekali karena tertutup oleh tanah dan tumbuh-tumbuhan liar yang tumbuh diatasnya, Biogas tidak berproduksi secara maksimal padahal memiliki pengguna yang potensial. Selain temuan teknis, ada juga temuan yang berkaitan dengan kelembagaan dan keuangan, banyak KSM yang tidak menetapkan iuran kepada penggunanya, hanya sebagian kecil saja yang ada iurannya, itupun nilainya masih sangat rendah, selain itu juga banyak yang tidak ada Operatornya, padahal iuran dan operator sangat penting untuk keberlangsungan sarana supaya terus bisa berkelanjutan. Juga ditemui ada salah satu KSM yang tidak ada pengurusnya sama sekali, sehingga kegiatan OM, teknis, kelembagaan maupun keuangan tidak berjalan sama sekali, tetapi pengguna masih tetap menggunakan sarana yang ada, hanya kegiatan KSM tidak berjalan sama sekali.

Dari temuan-temuan tersebut tentunya ini menjadi PR besar bagi semua Dinas dan instansi terkait, bagaimana supaya sarana yang telah dibangun bisa digunakan dan bermanfaat untuk khalayak ramai dan hajat hidup orang banyak dengan maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan semula bisa tercapai. Karena, yang tidak kalah penting disini adalah bagaimana semangatnya para pengurus KSM dalam melaksanakan tugas-tugas yang mereka emban, supaya sarana yang ada bisa terus terpelihara, sebenarnya kita banyak menjumpai para pengurus sangat bersemangat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, hanya saja mereka membutuhkan perlindungan dan pendampingan dari pihak lain, terutama Pemda setempat, sehingga mereka tidak merasa setelah diserahkan kepada masyarakat lalu dilepaskan begitu saja. Dengan adanya Sanitasi Award ini diharapkan kedepannya akan terus terjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara masyarakat, pengurus KSM yang juga bagian dari masyarakat itu sendiri dengan Pemda setempat, sehingga sarana bisa terus digunakan untuk waktu yang panjang.