Salah satu kegiatan penunjang pembangunan sarana sanitasi yang layak bagi masyarakat adalah monitoring berkala. Monitoring berkala akan dapat memberikan gambaran pemakaian fasilitas yang telah dibangun tersebut.
Gambaran tersebut nantinya akan dijadikan acuan sebagai evaluasi apakah implementasi pembangunan sarana sanitasi serta pemakaiannya sudah berjalan dengan efektif. Selain itu, monitoring juga berfungsi untuk memberikan bantuan bagi masyarakat pengguna jika mengalami permasalahan baik itu teknis maupun sosial di dalam pelaksanaannya.
AKSANSI sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang sanitasi khususnya paska implementasi Sanitasi Berbasis Masyarakat, merasa sangat berkepentingan untuk memberikan capacity building di dalam monitoring bagi Aksansi Daerah maupun stakeholder lain yang mempunyai kepentingan. Hal ini dikarenakan monitoring merupakan salah satu portfolio AKSANSI sehingga semakin banyak pihak yang melakukan monitoring, maka hasil yang di dapatkan akan lebih komprehensif.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan di dalam melakukan monitoring sarana sanitasi berbasis masyarakat. Pengetahuan yang diberikan mencakup persiapan, pelaksanaan monitoring sampai pengambilan sampel dan membawanya ke laboratorium untuk dianalisis. Karena paska pelatihan monitoring ini para peserta juga akan diberikan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan monitoring.
Pelatihan ini diadakan pada tanggal 9-10 April 2013 dan diikuti oleh perwakilan KSM dari 7 Provinsi yaitu Saimahadi (NTB), Farhat Kamil (Jawa Tengah), Pangky Suwito (Jawa Timur), Rudy Haerudin (Jawa Barat), Taufik (Banten), dan Andi Maryono (Bali). Setelah mendapatkan materi mengenai form serta perlengkapan yang diperlukan dan teknik monitoring pada hari pertama, maka peserta melakukan field visit untuk mendapatkan pengalaman monitoring yang sebenarnya. Field visit dilakukan di MCK Plus++ Jebugan Klaten dan di fasilitas IPAL Komunal di Jatinom, Klaten. Setelah field visit, peserta kembali ke kantor untuk melakukan evaluasi serta mendapatkan masukan dari hasil monitoring di dua lokasi tersebut. Kedepannya, perwakilan KSM tersebut akan melakukan monitoring di kota/kabupaten masing-masing secara mandiri. @gressiadi