Pertama sekali mendengarkan bahwa saya akan mengikuti training selama 2 hari di Solo, dengan sebutan Training On Trainer dalam rangka “ World Toilet Summit 2013 “ saya sempat berfikir apa saja ya yang akan dibicarakan saat training tersebut? Kenapa ada kata “Toilet” ya?
Tapi saya berfikir, kalau tidak mengikutinya bagaimana saya akan tahu semuanya, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti training tersebut. Training ini sendiri diadakan dengan tujuan agar peserta, khususnya operator dan pengurus KSM, akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan dan pemahaman tentang peran dan tanggung jawab mereka dalam mengurus sarana dan prasarana yang mereka kelola, baik itu Kualitas Layanannya, Peran dan Tanggung Jawab Operator, Pemeliharaan bahkan sampai pada Pentingnya Hubungan Baik dengan pengguna Toilet.
Training diadakan di The Sunan Hotel Solo, pada hari pertama mengikuti training tersebut banyak hal yang diinformasikan, seperti apa saja perlengkapan & peralatan yang harus digunakan oleh seorang operator ketika mereka melaksanakan tugasnya, bagaimana mereka harus bersikap ketika berhadapan dengan pengguna toilet, serta apa saja yang tidak boleh mereka lakukan ketika sedang bertugas, misalnya operator tidak boleh merokok, menggunakan handphone atau mendengarkan musik saat mereka bekerja, apalagi tidur ketika sedang bekerja, jelas hal ini sangat tidak menunjukkan tanggung jawab mereka dengan pekerjaannya.
Dijelaskan juga, peralatan-peralatan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang operator, peralatan harus lengkap, bersih, dalam kondisi baik, serta selalu di tempatkan pada tempat yang aman.Toilet pastinya menimbulkan banyak permasalahan, baik masalah teknis maupun masalah yang non-teknis, karena “Toilet Umum” sering dipakai oleh banyak pengguna, pada training ini kita juga dijelaskan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang sering timbul di Toilet, sebagai contoh misalnya masalah Kloset atau Wastafel tersumbat, Kran Air Bocor, Perangkat dan Perlengkapan Rusak dan lainnya.
Peserta dibekali pengetahuan tentang banyak hal, termasuk juga memahami dan mampu melakukan perbaikan-perbaikan ringan seperti masalah diatas, mengingat toilet sering digunakan utamanya Toilet Umum yang dipakai oleh banyak orang, tentunya beresiko terkontaminasi organisme mikro yang berbahaya dan juga rentan rusak akibat dari pemakaian terus menerus, maka dari itu perlunya selalu dilakukan “Pembersihan” baik itu Pembersihan Rutin (Harian) maupun Pembersihan Berkala (Periodik).
Pembersihan Harian meliputi Kloset, Tempat Sampah, Tombol Penyiram, Wastafel, Cermin, Kran dan area sekitarnya, dan yang pastinya Lantai Toilet, sementara Pembersihan Berkala meliputi perangkap air wastafel , ruang Toilet, pengecatan dinding, pembersihan langit-langit atap, kipas angin dan penerangan, serta membersihkan lantai menggunakan mesin pembersih. Semua penjelasan di utarakan dengan detail, diharapkan pekerja mampu melaksanakan tugas pembersihan sesuai prosedur standart kesehatan dan keamanan, dimana standart Kebersihan meliputi Bersih, Kering, Bebas Bau, Bebas Noda dan Bebas Kotoran.
Setelah pada hari pertama dijelaskan secara teori, maka pada hari keduanya peserta diikutsertakan dalam kegiatan secara langsung, peserta diajak ke lokasi MCK++ di KSM Sawunggaling, diketuai oleh Bapak Agus Sunarto, disana peserta dijelaskan secara langsung fungsi dari masing-masing peralatan dan perlengkapan yang harus digunakan oleh seorang operator ketika melaksanakan tugasnya, serta cara menggunakan peralatan tersebut.
Hampir 2 jam waktu yang dibutuhkan untuk penjelasan tersebut, hingga akhirnya diperlihatkan cara menggunakan alat pembersih lantai yang menggunakan mesin, ada beberapa peserta yang diminta untuk menggunakan alat tersebut, supaya bisa merasakan langsung manfaat dari alat mesin itu dan melihat hasilnya yang sudah dibersihkan. Setelah dari KSM Sawunggaling, kunjungan di lanjutkan ke lokasi KSM Insan Harapan yang diketuai oleh Bapak Farhat Kamil, disana peserta di perlihatkan contoh MCK++ yang dirawat dengan baik dan memenuhi standart Kebersihan. Pengelola dan pengguna memang harus ada ikatan dan hubungan yang baik, harus ada perasaan “saling membutuhkan dan saling menguntungkan”, karena jika pengelola dan pengguna tidak ada keterkaitan seperti itu maka sarana yang dibangun hanya akan menjadi bangunan yang mati atau prasasti yang hanya bisa dikenang sejarahnya.
Meskipun kegiatan training tersebut hanya berlangsung 2 hari dan ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti training tentang Sanitasi pada Umumnya, dan Khususnya mengenai Toilet tetapi banyak sekali pengalaman yang bisa saya dapatkan, ilmu pengetahuan saya semakin bertambah dengan mengikuti training “TOT“, banyak hal yang bisa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari saya, semoga apa yang saya rasakan juga sama halnya dengan peserta yang lain, dan besar harapan saya kedepannya bisa kembali mengikuti kegiatan training seperti ini, terlebih lagi yang berkaitan dengan sanitasi. (Vona).