Workshop Sanitasi untuk kota mojokerto diadakan pada tanggal 22 Desember 2015 pukul 20.00 WIB di Balai Desa Balong Sari.
Pertemuan yang diadakan oleh Badan Perencanaan Daerah kota Mojokerto ini mengundang perwakilan warga dan perangkat desa balongsari dan perangkat desa miji. Jumlah peserta yang hadir adalah 50 orang. Pada kesempatan ini, Lurah Balongsari juga menghadiri acara ini sebagai tanda dukungannya terhadap permasalahan sanitasi di wilayahnya. Ibu Atik Aksansi Mojokerto sebagai ketua aksansi mojokerto juga hadir dan menjadi wakil KSM yang ada di Mojokerto sekaligus sebagai motor penggerak KSM yang sangat membantu kinerja pemerintah dan warga dalam pengelolaan sanimas.
Bapak Prast dari Bappeko Mojokerto sebagai pengampu acara, membuka dan memberikan pengantar mengenai tujuan acara ini. Bapak Prast juga memaparkan bahwa keberlanjutan sanimas memerlukan peran serta dan sinergi dari masyarakat dan pemerintah. Dalam pertemuan ini diharapkan supaya warga sebagai penerima sanimas dapat bertambah pengetahuan dalam hal sanitasi, sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih sehat yang memiliki kaitan sangat erat terhadap kesehatan sehinga mau menggunakan dan mengelola sarana sanimas mereka secara maksimal.
Mbak Prast dari Sekretariat Aksansi pada kesempatan ini menjelaskan kaitan antara air minum dan sanitasi. Perilaku manusia dan pesatnya laju pertumbuhan penduduk membuat pencemaran air semakin tinggi. Hal ini akan berkaitan erat dengan penyediaan air minum dimasa mendatang. Semakin tercemarnya sumber air, semakin susah dan mahal pula teknologi yang digunakan untuk mengolahnya menjadi air minum yang akan mengakibatkan semakin mahalnya harga air minum nantinya, baik dari PDAM maupun dari sektor swasta. Masyarakat diajak membuka pikian untuk mengelola keberlanjutan air bersih melalui perilaku keseharian supaya air yang bersih masih dapat dinikmati oleh keturunan kita semua.
Ibu Woro sebagai petugas Sanitarian memberikan penjelasan ulang dan pemantapan kepada kader PHBS yang hadir saat itu dan memberikan tambahan pengetahuan kepada semua peserta terkait sanitasi, kesehatan lingkungan dan PHBS. Dalam penjelasannya juga disebutkan bahwa dalam peraturan walikota disebutkan untuk pelaku BABs mendapat sangsi kurungan dan atau denda. Sebagai petugas sanitarian, Ibu Woro menjelaskan juga terkait 10 prinsip dasar PHBS serta 5 Pilar STBM dalam mewujudkan yang kehidupan yang lebih baik.
Pada kesempatan ini, Gresiadi dari sekretariat Aksansi memberikan materi terkait sanimas, dan perilaku hidup sehat yang terjadi dalam masyarakat. Pemicuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih sehat dilakukan melalui gambar-gambar yang menarik dan menimbulkan respon dari peserta untuk bersiap memasuki diskusi tanya jawab. Denny melanjutkan dengan memaparkan alasan dan pengtahuan sederhana mengenai septic tank (kenapa perlu jarak, kenapa harus kedap, kenapa dikuras, dan pengetahuan dasar sanitasi) dan kaitannya terhadap kesehatan lingkungan. Dipaparkan juga temuan hasil live in di balong sari beberapa waktu lalu terkait kondisi septic tank masyarakat, sumber air bersih, sumber air minum dan data pendukung lain. Setelah penjelasan dan pemaparan hasil survey maka sesi tanya jawab dibuka.
Pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta antara lain:
– Jika daerah sangat padat dan tidak memiliki tempat yang cukup untuk jarak aman septic tank ke sumber air, adakah teknologi untuk pembuatan septic tank yang bisa menyesuaikan lahan sempit?
+ sampai saat ini, belum ada teknologi yang murah untuk hal tersebut, warga dapat memanfaatkan sarana sanimas yang ada dengan menyambungkan jambannya ke sarana sanimas sebagai IPAL komunal sehingga tidak perlu khawatir terjadi pencemaran air tanah karena terjamin kemanannya.
– Bisakan mengunakan sistem alarm, supaya saat septic tank penuh bisa segera diketahui dan dikuras.
+ mungkin bisa tetapi memerlukan biaya tinggi, sebaiknya masyarakat sendiri rajin melakukan OM sehingga dapat diketahui kerusakan ataupun permasalahn yang terjadi.
– Bisakah pemerintah menyediakan layanan sedot tinja gratis?
+ pemerintah berencana menyediakan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja tetapi untuk penyedotan tetap harus membayar sebgai partisipasi masyarakat dan investasi terhadap masa depan.
– Bagaimana cara mengatasi air mojoketo yang berwarna putih dan mengendap dan menempel pada alat masak atau tempat air?
+ sebaiknya air diendapkan terlebih dahulu dan disaring saat hendak dijadikan air konsumsi, air juga harus direbus hingga benar-benar matang dan aman sebagai air konsumsi
– Bagaimana cara dan siapakah yang akan menangani jika terjadi macet pada saluran komunal?
+ KSM sebagai pengelola sebaiknya tertib dalam iuran sehingga dapat melakukan perawatan terhadap sarana sanitasi yang ada, pemerintah dapat mendukung jika memang ada kesesuaian dengan program kerjanya.